PP

 3. Pertolongan Pertama (PP)


Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis.  Ini berarti

Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.

Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban

 

Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :

·         Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut

·         Membuat keadaan penderita tetap stabil

·         Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas

·         Menghindarkan kecacatan yang lebih parah

Siapa saja Pelaku Pertolongan Pertama ?

Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.

 

Klasifikasi Penolong:

·         Orang Awam          : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama

·         Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI

·         Tenaga Khusus/Terlatih :

Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan

 

Petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut

·         Jujur dan bertanggungjawab.

·         Memiliki sikap profesional, kematangan emosi. dan Kemampuan bersosialisasi.

·         Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik

·         Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.

Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama

·         Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya

·         Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa

·         Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban

·         Meminta bantuan / rujukan

·         Ikut menjaga kerahasiaan dengan petugas lain yang terlibat

·         Mempersiapkan untuk ditransportasikan

Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (Alat Pelindung Diri)

Sarung Tangan Lateks

berguna untuk melindungi diri karena pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap dapat menularkan penyakit

Kacamata Pelindung

berguna untuk melindungi mata dari percikan darah maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan.

Baju pelindung

berguna untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.

Masker Penolong

berguna untuk mencegah penularan penyakit penyakit melalui udara.

Masker RJP

diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Helm

Dipakai apabila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda untuk mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan.

 

Apa saja Peralatan yang dibutuhkan dalam Pertolongan Pertama?

·         Penutup Luka misalnya kasa steril

·         Pembalut misalnya pembalut segitiga (mitella) dan pembalut gulung

·         Cairan Antiseptik misalnya alkohol

·         Cairan Pencuci Mata misalnya boorwater

·         Peralatan stabilisasi misalnya bidai dan papan spinal panjang

·         Gunting

·         Senter

·         Tandu

·         Tensimeter dan Stetoskop

·         Kapas

·         Pinset

·         Senter

·         Alat Tulis

·         Kartu penderita

Bagaimana Prinsip Dasar Pertolongan Pertama ?

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan adalah sebagai berikut:

Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya

Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain

 

Alat Bantu pada Pertolongan Pertama

1.    Perban

Perban adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk membantu menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga mencegah terjadinya kontaminasi kuman.

Bila perban tidak tersedia dapat digunakan bahan lain seperti sapu tangan, sarung tangan, lembaran kain atau pakaian yang bersih. Jika memungkinkan, bahan tersebut disterilkan dengan merebusnya selama 15 menit kemudian baru dikeringkan. Pada saat menutup luka usahakan perban lebih lebar beberapa sentimeter dari pinggiran luka untuk mencegah kontaminasi kotoran atau kuman.

2.    Pembalut / bebat

Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka sehabis diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan pendarahan, mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian otot yang terluka supaya menyatu kembali.

3.     Mitella (pembalut segitiga)

·  Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm

·  Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.

·  Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.

 

4.     Dasi (cravat)

·  Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.

·  Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.

·  Cara membalut:

    o  Bebatkan pada tempat yg akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan

    o  Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara  sebelum diikat arahnya

        saling menarik

    o  Kedua ujung diikatkan secukupnya

5.     Pita (pembalut gulung)

Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.

Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:

 2,5 cm : untuk jari-jari

 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan

 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki

 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul

 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.

Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):

Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap

Pastikan bahwa perban tergulung kencang

Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.

Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi dua per tiga bagian sebelumnya.

Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.

6.    Plester (pembalut berperekat)

·  Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan lester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi lengan plester.

·  Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).

Cara membalut luka terbuka dengan plester:

Luka diberi antiseptik

Tutup luka dengan kassa

Baru letakkan pembalut plester.

 7.    Kassa Steril

·  Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.

·  Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.

 8.    Bidai

 

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:

1.   Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah,

     otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.

2.   Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena

     rasa nyeri yang hebat.

3.   Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya

     infeksi tulang.

 

Pembidaian tidak hanya dilakukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.

 9.    Pembalut Lainnya

·  Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.

·  Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

A. Asma

Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.

Gejala

·    Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas

·    Canned be heard the voice of the additional breath

·    Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)

·    Irama nafas tidak teratur

·    Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)

·    Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

Penanganan

1.    Tenangkan korban

2.    Bawa ketempat yang luas dan sejuk

3.    Posisikan setengah duduk

4.    Atur nafas

5.    Beri oksigen (bantu) bila diperlukan

B. Lemah Jantung

Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.

Gejala

Nyeri di dada

Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk

Kadang sampai tidak merespon terhadap suara

Denyut nadi tak teraba / lemah

Gangguan nafas

Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung

Kepala terasa ringan

Lemas

Kulit berubah pucat/kebiruan

Keringat berlebihan

Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.

 

Penanganan

1. Tenangkan korban

2. Istirahatkan

3. Posisi duduk

4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas

5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan

6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu

7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

C. Mimisan

Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.

Gejala

·   Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri

.    Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah

·    Kadang disertai pusing

Penanganan

1.    Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman

2.    Tenangkan korban

3.    Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung

4.    Diminta bernafas lewat mulut

5.    Bersihkan hidung luar dari darah

6.   Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

D. Mual-Mual

Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.

Gejala

·    Perut terasa nyeri/mual

·    Berkeringat dingin

·    Lemas

Penanganan

1.    Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban

2.    Beri minuman hangat (teh/kopi)

3.    Jangan beri makan terlalu cepat

E. Memar

Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.

Gejala

·    Warna kebiruan/merah pada kulit

·    Nyeri jika di tekan

·    Kadang disertai bengkak

Penanganan

1.    Kompres dingin

2.    Balut tekan

3.    Tinggikan bagian luka

F. Keseleo

Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Gejala

·    Bengkak dan nyeri bila ditekan

·    Kebiruan/merah pada derah luka

·    Sendi terkunci

·    Ada perubahan bentuk pada sendi

Penanganan

1.    Korban diposisikan nyaman

2.    Kompres es/dingin

3.    Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan

4.    Tinggikan bagian tubuh yang luka

G. Kram

Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.

Gejala

·    Nyeri pada otot

·    Kadang disertai bengkak

Penanganan

1.    Istirahatkan

2.    Posisi nyaman

3.    Relaksasi

4.    Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

H. Histeria

Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.

Gejala

·    Seolah-olah hilang kesadaran

·    Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)

·    Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas

Penanganan

1.    Tenangkan korban

2.    Pisahkan dari keramaian

3.    Letakkan di tempat yang tenang

4.    Awasi

I. Keracunan Makanan atau Minuman

Gejala

·    Mual, muntah

·    Keringat dingin

·    Wajah pucat/kebiruan

Penanganan

1.    Bawa ke tempat teduh dan segar

2.    Korban diminta muntah

3.    Diberi norit

4.    Istirahatkan

5.    Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

Evakuasi Korban

Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi

1.    Dilakukan jika mutlak perlu

2.    Menggunakan teknik yang baik dan benar

3.    Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki

       semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau

       bahkan kematian

Alat Pengangkutan

Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

1.    Manusia

Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.

Bila satu orang maka penderita dapat:

  ·   Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak

  ·   Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang

  ·   Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,

Bila dua orang maka penderita dapat:

Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.

·    Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan

·    Model membawa balok

·    Model membawa kereta

2.    Alat bantu

·    Tandu permanen

·    Tandu darurat

·    Kain keras / ponco / jaket lengan panjang

·    Tali / webbing

Persiapan :

Yang perlu diperhatikan:

Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan persendian

Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi

Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut

Memilih alat

Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar

 

Tugas komandan PP aba-aba

1.    Temukan korban

2.    Prioritaskan keselamatan penolong korban dan lingkungan sekitar apakah aman ?

3.    Apakah ada saksi pelaku dan tanyakan saksi?

4.    Bagaimana mekanisme kejadian?

5.    Berapa banyak jumlah korban?

6.    Apakah ada bahaya susulan?

7.    Jenis kasus trauma atau medis?

8.    Baik kami tim PP Madya putra/putri SMP 5 kota Sukabumi memiliki kualifikasi pelaku PP apakah diizinkan menolong?

9.    Kepada pelaku hubungi ambulans 118 atau rumah sakit terdekat kepada bapak-bapak dan ibu-ibu harap menjauh dari lokasi kejadian untuk keamanan dan kenyamanan pasien

10.  Baik saya akan melakukan cek respon dengan cara ASNT, respon awas apakah ada respon? respon suara apakah ada respon? respon nyeri tekan nyeri cubit apakah ada respon? baik saya akan periksa kelainan tulang leher apakah ada kelainan jika tidak buka jalan nafas dengan cara ADTD ( angkat dagu tekan dahi )